REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk mengatakan, para pendukung BG, baik itu dari partai maupun orang tertentu pasti akan berusaha mengawal dan mengamankan tindak lanjut kasus BG. Begitupun terkait kedatangan Politikus PDI Perjuangan, Pramono Anung ke Kejagung.
"Kita kan sudah tahu bahwa partai yang terkuat mendukung Budi Gunawan kan memang PDIP. Artinya, lobi-lobi pasti, Pramono Anung sebagai kader PDIP yang dianggap paling senior, paling berpengalaman mencoba melakukan lobi-lobi itu. Cuma kita kan tidak tahu. Karena saat hendak ditanya wartawan di Kejagung, lewat pintu samping terus naik taksi kan," kata Hamdi kepada Republika, Selasa (3/3).
Hari ini, KPK secara resmi menyerahkan kasus Komjen Pol Budi Gunawan (BG) kepada Kejaksaan Agung. Usai Jaksa Agung M Prasetyo kembali dari KPK, terlihat Pramono datang.
Hamdi mengatakan, sebagai pihak yang mendukung, wajar saja lobi-lobi tersebut dilakukan. Berbagai pihak yang berkepentingan, lanjutnya, pasti akan melakukan lobi.
"Itu sesuatu yang bisa kita maklumi saja. Bahwa mungkin PDIP punya kepentingan dalam tanda kutip untuk menyelamatkan BG," katanya.
Sekarang, kata dia, KPK sudah menyatakan menyerah kalah dan kasus itu akan dilimpahkan ke Kejaksaan. Karena itu, harus dipahami jika Pramono Anung mencoba ke Kejagung dalam konteks KPK yang kalah. "Artinya, mengamankan kasus Budi Gunawan ini," jelasnya.
Hamdi pun mengatakan, tidak menutup kemungkinan, banyak pihak yang mencoba untuk mengamankan kepentingannya terkait dengan kasus BG. "Saya nggak tahu ya. Mungkin ada juga orang lain yang mencoba melakukan lobi-lobi juga selain Pramono Anung, hanya tidak terlihat saja," kata Hamdi.