REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Boris Johnson selaku anggota kelompok advokasi dituntut untuk berhenti menyikapi Islamofobia. Menurutnya, kelompoknya diminta untuk lebih fokus terhadap orang-orang yang bergabung dengan kelompok ISIS seperti yang dialami Jihadi John atau Mohammed Emwazi.
Seperti yang dilansir Independent, Rabu (4/3), Johnson mengaku pernah menerima telepon dari Asim Qureshi. Dia mendapatkan kritik tajam darinya terhadap hal yang pernah dia katakan mengenai Emwazi.
Qureshi mengungkapkan kepada Johnson, penahanan dan pengobatan oleh dinas keamanan Inggris terhadap Emwazi kemungkinan besar telah membuatnya lebih rentan terhadap radikalisasi. Dia juga menyebut, Emwazi itu orang yang baik hati dan lembut yang kemudian hidupnya diganggu oleh MI5.
Quareshi juga mengatakan, pendapat kelompok advokasi Cage atas Emwazi tidak adil. Belakangan ini, terungkap banyak hal yang mengerikan dialami oleh Emwazi sehingga dia berubah menjadi algojo tanpa ampun.
Menerima kritikan seperti itu, Johnson malah tak sepakat. Ia pun tidak tinggal diam. "Sebagai sebuah organisasi kami telah membuat komitmen terhadap penahanan atas kesewenang-wenangannya, pembunuhan di luar hukum dan penyiksaan," ujarnya. Dia mengaku marah atas kritikan yang diterima dari Qureshi.
"Saya mendorong Anda lebih paham untuk membedakan antara orang-orang seperti Emwazi dan Muslim biasa, “ ujar Johnson untuk Qureshi.