REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Purba Hutapea, mengungkapkan perhelatan festival jazz internasional, Java Jazz Festival (JJF) 2015 diharapkan mampu meningkatkan kunjungan turis lokal dan mancanegara ke Jakarta. Kedatangan turis, menurut Purba, terutama guna mendorong tingkat keterisian hotel yang diakuinya sepi pengunjung di akhir pekan.
"Kalau akhir pekan banyak pengelola hotel yang mengeluh sepi karena warga Jakartanya pergi ke Bali, Singapura. Jadi kalau ada turis datang bisa mengisi kekosongan warga Jakarta yang pergi," kata Purba di Jakarta.
Tahun ini, Purba menambahkan, kedatangan turis ke Jakarta ditargetkan mencapai tiga juta orang. Jumlah ini meningkat dari tahun 2014 sebanyak 2,6 juta orang.
"Dengan bantuan Java Jazz target itu akan semakin mudah dicapai," katanya.
Selain angka kunjungan, kedatangan mereka tentu diharapkan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah DKI Jakarta melalui pajak hiburan yang dikenai dari pembelian tiket. Pendapatan ini nantinya, lanjut Purba, akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur dan fasilitas pelayanan lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama Java Festival Production selaku penyelenggara Java Jazz, Dewi Gontha, mengungkapkan tahun ini dipastikan jumlah kedatangan warga asing ke JJF 2015 meningkat. Jumlah artis melonjak dari 350 orang ditahun 2014 menjadi 470 orang.
"Kenaikannya cukup signifikan," katanya.
Adapun penyelenggaraan JJF 2015 diharapkan mampu menyedot pengunjung sebanyak 130 ribu orang baik lokal dan mancanegara selama tiga hari penyelenggaraan.
Penyelenggaraan JJF diakui sebagai salah satu agenda penting festival musik jazz dunia. JJF bahkan diyakini sebagai festival jazz terbesar di dunia baik dari skala pengunjung maupun jumlah artis yang terlibat.