REPUBLIKA.CO.ID,
PRAHA -- Sekitar 10 pekerja asing hilang setelah terjadinya serangan milisi ke sebuah ladang minyak Libya, Ahad (8/3). Ada kemungkinan bahwa mereka disandera, kata pejabat-pejabat Ceko dan Libya.
Warga asing belakangan ini semakin rentan menjadi incaran dalam gejolak di Libya, di mana dua pemerintahan yang bersaing saling berebut kekuasaan sementara kalangan garis keras Islam berkembang di tengah kekacauan, yang empat tahun lalu berujung pada tumbangnya Muammar Gaddafi.
Menteri Luar Negeri Ceko, Lubomir Zaoralek, mengatakan para pekerja itu hilang setelah peristiwa serangan pekan ini di ladang minyak Al-Ghani. Mereka yang hilang termasuk seorang warga negara Ceko, satu warga Austria dan yang lainnya berasal dari Bangladesh dan Filipina.
"Kami sedang mempelajari kemungkinan bahwa telah terjadi penculikan," kata Zaoralek kepada Reuters.
Pasukan keamanan Libya mengatakan, Jumat, mereka telah mengambil kembali kendali ladang minyak tersebut setelah milisi-milisi Islamis menyerang kompleks tersebut hingga menewaskan 11 petugas jaga, beberapa di antaranya karena dipenggal.
Zaoralek mengatakan, tidak ada kontak dari kelompok manapun yang mengaku bertanggung jawab. Ia menambahkan bahwa kementerian yang dipimpinnya merasa yakin bahwa warga negara Ceko tersebut tidak terbunuh dalam serangan.