REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Terangnya langit Bosscha Lembang membuat penelitian semakin terbatas. Selain itu, terbatasnya teknologi di Observatorium Bosscha menjadi penyebab utama tertinggalnya perkembangan dunia astronomi di Indonesia.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, peneliti Bosscha akan mengembangkan Observatorium Nasional di Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Ini program nasional, kami berharap sebelum ulang tahun Observatorium Bosscha yang ke-100, kami punya observatorium baru,” ujar Kepala Observatorium Bosscha, Mahasena Putra kepada wartawan, belum lama ini.
Mahasena mengatakan, jika dilihat dari aspek cuaca, sebenarnya Lembang (Bosscha) kurang cocok dijadikan observatorium. Karena, kerap diselimuti mendung. Kondisi ini diperparah dengan besarnya polusi cahaya di langit Lembang.
"Nah, begitu proyek ini muncul, Bosscha pun mencari lokasi yang tepat, hingga diputuskanlah di daerah Timur Indonesia,'' katanya.
NTT, kata Mahasena, dipilih untuk mengembangkan observatorium karena cuacanya cenderung kering dan langit lebih gelap. Sehingga penelitian jauh lebih optimal, ditambah jumlah penduduk yang sangat sedikit.