Kamis 12 Mar 2015 21:58 WIB

Pasien 'Kelamin Ganda' Bisa Dipulihkan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak anak. Ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anak anak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr Kariadi Semarang/ Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Prof dr Sultana MH Faradz PhD, mengatakan, dua dari empat saudara kandung di Semarang, yang mengalami kerancuan kelamin, sudah terlanjur diasuh sebagai laki-laki.

Bahkan namanya pun sudah berganti nama laki-laki. Namun Tim Dokter yakin bisa memulihkan mereka menjadi perempuan yang normal. “Baik melalui terapi obat dan pendampingan psikologis,” ucap dia di Semarang, Kamis (12/3).

 

Sultana yang didampingi dr Agustini Utari SpA menambahkan, keempat penderita kerancuan kelamin ini berasal dari keluarga tidak mampu. Karenanya, tim dokter meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal proaktif untuk mengulurkan tangan guna membantu mereka. (baca: Empat Saudara Kandung di Semarang Miliki 'Kelamin Ganda').

 

Mulai dari ongkos perjalanan pemeriksaan ke Semarang hingga pembelian obat. “Karenba Setiap tiga bulan sekali mereka harus kontrol,” jelas Sultana.

Ia menambahkan, penderita kerancuan kelamin asal Tegal ini merupakan bagian dari sekitar 12.500 hingga 25 ribu penderita di Indonesia.

Sebab, dari data kedokteran diketahui dari 10 ribu hingga 20 ribu kelahiran, ada satu kemungkinan kasus bayi memiliki masalah kerancuan kelamin.

 

Sementara jumlah penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 250 juta jiwa. Kasus kerancuan kelamin itu tidak hanya terjadi pada anak berjenis kelamin perempuan.

 

Tetapi kelainan itu bisa terjadi pada laki-laki. Untuk perempuan maka klitorisnya akan memanjang dan membesar seperti kelamin laki-laki.

“Selain itu juga memiliki jakun dan perkembangan tubuh seperti laki-laki. Sementara pada laki-laki ia memiliki penis dan testis yang kecil dan payudaranya tumbuh seperti perempuan,” tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement