REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rata-rata dalam sehari satu orang menghasilkan sampah sebanyak 600 gram. Mungkin tak terlihat banyak tapi bagaimana jika dikumpulkan dalam satu kota?
Jakarta misalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik dihuni sebanyak 10 juta warga. Ini artinya dalam sehari Jakarta menghasilkan sebanyak 6.000 ton sampah atau cukup untuk menutup empat kali lapangan sepak bola. Sementara pengolahan dan penguraian sampah tidak bisa selesai dalam sehari.
"Dari 6.000 ton, 55 persennya adalah sampah organik, 15 persen sampah kertas, 15 persen plastik, dan 15 persen lainnya sterofoam, kaca, baterai," kata Green Committee Nutrifood, Angelique Dewi Permatasari, di Bandung, Jumat (13/3).
Angelique mengungkapkan, bahkan sampah organik pun baru bisa terurai paling cepat dalam waktu tiga hari. Belum lagi ditambah dengan sampah kertas, plastik, hingga sterofoam yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun baru bisa terurai.
"Kalau buang di TPA (tempat pengolahan sampah), kecepatan hancurnya sampai tidak sesuai dengan laju pembuangan sampah. Lama-lama satu bumi ketutup sampah," katanya.
Karena itu bijak memilih sampah adalah cara terbaiknya. Jurus 3R (reduce, reuse, dan recycle) yang sudah lama didengungkan cara ampuhnya. Cara sederhana misalnya mengganti kantong plastik dengan tas saat berbelanja di supermarket, menggunakan botol minum daripada menggunakan botol sekali pakai, dan mengolah kembali sampah menjadi kerajinan.
Sementara sampah organik bisa dilakukan pengolahan menjadi pupuk kompos. "Terutama sampah dapur, dari pada langsung dibuang lebih baik dibuat kompos," ujarnya.
Kepedulian mengolah sampah menurut Angelique memang hanya bisa terjadi jika adanya kesadaran dari masing-masing orang. Kebersihan kota dan rumah juga akhirnya, tambah Angelique, menjadi tanggung jawab pembuat sampah.