Ahad 15 Mar 2015 02:31 WIB

Transjakarta Dianggap Sukses, Jika..

Rep: c 11/ Red: Indah Wulandari
Calon penumpang membeli kartu uang elektrik di Halte Transjakarta Manggarai, Jakarta Selatan, Ahad (22/2).   (Republika//Raisan Al Farisi)
Calon penumpang membeli kartu uang elektrik di Halte Transjakarta Manggarai, Jakarta Selatan, Ahad (22/2). (Republika//Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penambahan jumlah penumpang menjadi parameter keberhasilan dari PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). 

"Perlu menjadi perhatian dan kesadaran pada pemilik mayoritas saham PT ini yakni Pemprov DKI. Target keberhasilan dari PT ini adalah bertambahnya penumpang, bukan karena bertambahnya koridor," ujar pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Alvinsyah, Sabtu (14/3).

Menurut Alvinsyah, Transjakarta seharusnya bisa menghindari pengambilan keuntungan sebagai  angkutan umum masyarakat. Pemerintah semestinya sadar betul akan menjaga para pengguna jasa bus Transjakarta untuk tetap utuh dan semakin meningkat. 

"Bukannya meningkatnya profit sebagaimana layaknya yang lazim dituntut dari suatu badan usaha berbentuk PT," tegas Alvinsyah.

 Dengan kejadian terbakarnya bus pada pekan lalu, membuat penumpang malahan akan semakin kurang percaya akan tingkat keamanan bus Transjakarta. Hingga kini PT Transjakarta memang telah memutuskan untuk menarik 30 bus bermerek Zhongthong, yang serupa dengan yang terbakar.

Pemeriksaan pun akan dilakukan pada semua bus bermerek Zhongthong selama dua sampai tiga pekan. Terdapat 30 bus Angkutan Malam Hari (Amari) yang akan dioperasikan untuk menggantikan bus yang tengah dalam pemeriksaan.

"Karena lembaga pengelolanya berbentuk korporasi, maka konsep costumer oriented menjadi penting, agar image PT Transjakarta tetap terjaga dan meningkat sehingga customernya bertambah," ungkap Alvinsyah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement