REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi mengatakan perseteruan antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (ARB) akan menjadi pertarungan hidup mati. Ini dikarenakan, hingga saat ini belum telihat indikasi akan ada proses perdamaian dari dua kubu tersebut.
Ia menjelaskan, pertarungan tersebut dapat terlihat pada saat kubu Agung merasa memiliki payung hukum lewat legilitas kemenkumham. Dan kubu ARB mencoba untuk melakukan perlawanan dengan memanfaatkan lembaga parlemen DPR RI untuk mengajukan hak angket.
"Nampaknya arahnya bersifat habis-habisan. Ini sebenarnya menunjukan pertaraungan itu hidup mati diantara kubu ARB dan Agung," ujar Haryadi kepada Republika, Senin (16/3).
Ia melanjutkan, yang menyebabkan perseteruan ini tidak akan berakhir yakni golkar terjebak dalam pragmatis sempit yang diciptakan sendiri. Saat ini pragmatisme yang berkembang di golkar tidak hanya berhenti dalam level program tetapi juga level perilaku. Apalagi kekuatan modal ikut masuk.
Menurutnya, langkah yang dilakukan oleh kubu Agung dengan mengajak beberapa pengikut ARB dalam kepengurusan golkar bukan menjadi langkah rekonsiliasi. Ini dikarenakan, langkah yang ditempuh Agung hanya mengakomodasi orang yang selama ini sudah mendua di golkar.