REPUBLIKA.CO.ID, TIKRIT -- Juru Bicara Pentagon Kolonel AD Steve Warren mengatakan pihaknya tidak melihat serangan di Tikrit telah berhenti.
Serangan yang saat ini dilakukan merupakan ritme operasi mereka. Saat menyerang ada tahapan untuk menumbuhkan kekuatan tempur, mengkonsolidasikan dan mereorganisasi pasukan sebelum masuk tahap selanjutnya.
Warren mengatakan koalisi Pimpinan AS tidak membantu Irak di setiap serangan khususnya operasi Tikrit. Komandan militan Iran Hadi al Amiri mengatakan serangan yang dimenangkan sebelumnya dilakukan tanpa dukungan koalisi udara.
Namun, Menteri Dalam Negeri Irak Mohammed al Ghaban mengatakan pihak berwenang telah menghentikan sementara serangan di Tikrit sejak Senin (16/3). Ini dilakukan untuk menghindari bertambahnya korban di pasukannya dan untuk menjaga infrastruktur yang tersisa.
Pihaknya akan memilih waktu yang tepat untuk menyerang ISIS dan membebaskan Tikrit. Lebih dari 20 ribu tentara dan militan Iran membantu operasi pembebasan Tikrit dua pekan lalu.
Serangan ini merupakan uji coba untuk merebut kembali kota Mosul dengan tekanan yang lebih kompleks. Serangan udara dari AS membantu Kurdi merebut Wahda, Saada dan desa Khalid di utara dan Kirkuk.
Psukan Turkmen juga bentrok dengan ISIS di hari keempat operasi di dekat desa Bashir, selatan Kirkuk. Di Baghdad utusan Presiden JendralJohn Allen melakukan pertemuan dengan pejabat Irak dan asing untuk mencari solusi menstabilkan wilayah yang telah direbut kembali dari ISIS.
ISIS terdesak oleh Peshmerga Kurdi di utara dan Militan Iran di Provinsi Timur Diyala, Baghdad. Allen mengatakan warga Irak mulai pulih dari ancaman ISIS.
Dia berharap serupa dengan keadaan penduduk di Tikrit. Namun agaknya sulit karena banyak pejabat disana yang telah tewas, berada di pengasingan atau telah bekerja sama dengan ISIS.