REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebuah video memperlihatkan sejumlah anak-anak dengan bahasa Indonesia yang diduga telah dilatih perang oleh kelompok radikal. Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai video tersebut hanya merupakan video rekayasa.
“Ya saya pikir ada yang merekayasa itu. Bisa saja dibikinnya di Tangerang atau di mana,” kata Wapres JK di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (19/3).
Kalla mengatakan, video tersebut merupakan video kampanye untuk berperang. Kendati demikian, ia meyakini kelompok yang ikut berperang bukanlah anak-anak namun orang dewasa. “Ya itu kampanye namanya kan. Yang mau perang anak kecil gituh macam mana, ngangkat senjata saja tidak kuat. Itu kampanye,” kata JK.
Menurut dia, untuk mencegah berkembangnya ideologi radikal, upaya pencegahan melalui dakwah pun diperlukan. Sebab, kata JK, ideologi radikal hanya dapat dicegah melalui penjelasan serta dakwah-dakwah yang baik.
“Ya preventif kan ideologi. Kamu musti lawan dengan ideologi yang baik, dengan dakwah yang baik, dengan penjelasan yang baik. Kamu tidak bisa lawan ideologi itu dengan kekerasan karena itu pikiran. Harus lawan ideologi,” jelas JK.
Selain itu, penguatan ajaran agama serta ideologi kebangsaan pun penting ditanamkan pada generasi saat ini. Lanjut JK, ideologi-ideologi radikal ini dapat menjadi ancaman bagi seluruh masyarakat baik generasi muda maupun orang tua.
Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan tengah melakukan penyelidikan terkait beredarnya video anak-anak yang dilatih perang. Dalam video yang diunggah di YouTube tampak anak-anak dengan bahasa Indonesia memegang senjata.