REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Gabungan Angkutan Daerah (Organda) meminta kepada pemerintah untuk mengintegrasikan secara bersamaan antara program revitalisasi angkutan umum darat dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Ketua DPP Organda bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan, Ambiyah Tirasanjaya mengatakan proses penyeleksian ketat juga mutlak dilakukan dalam program revitalisasi angkutan umum ini.
Ia mencontohkan yang terjadi di Bogor, Jawa Barat, dari 1800 angkot yang diseleksi ternyata hanya 700-800 kendaraan saja yang dinilai layak di konversi ke BBG.
"Proses penyeleksian ini ditinjau dari berbagai aspek salah satunya adalah dari segi mesin angkot itu sendiri," ujarnya kepada Republika, Sabtu (21/3).
Program revitalisasi angkot sendiri mendapat bantuan dari pemerintah, ke depannya, ia berharap leasing ikut andil dan menyediakan kendaraan berbahan bakar gas yang dimasukan di angsuran.
Dengan demikian diyakini akan meringankan beban para pelaku usaha yang ingin mengonversi kendaraan mereka tersebut.