REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Ahli Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Wawan Hari Purwanto mengatakan ribuan WNI sudah menyatakan diri mendukung ISIS. Ia mengatakan ribuan WNI ini memang baru tahap simpatisan ISIS. Namun hal ini harus diwaspadai, sebab bermula dari simpatisan bisa menjadi bagian dari ISIS secara kaffah.
"Dari simpati, menjadi empati, kemudian menjadi partisipan, kami memang maunya semua menahan diri, untuk apa berjuang di negara orang lain, sedangkan kita sebagai warga negara harus menjaga keutuhan tanah air," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (25/3).
Wawan mengatakan persoalan WNI yang tergabung dalam ISIS merupakan persoalan yang kompleks, sebab WNI yang memutuskan gabung ISIS tak hanya dari Indonesia. BNPT mencatat, ada beberapa warga negara Indonesia yang sudah lebih dulu menetap di timur tengah kemudian lebih mudah bergabung dalam ISIS.
Staf Ahli BNPT yang juga pengamat intelejen ini juga mengatakan, WNI yang sudah lama menetap di daerah seperti Yordania, Mesir, Iran, Libanon dan Saudi Arabia juga Sudan memang sudah susah dikendalikan.
Pertama, karena jarak yang jauh, selama ini Wawan mengatakan BNPT sudah mencoba menghimbau mereka tentang bahaya bergabung dalam ISIS, namun hal tersebut juga tidak efektif.
Kedua, kedekatan geografis kemudian mempererat mereka dengan para pentolan ISIS. Salah satu modus ISIS merekrut simpatisan adalah melalui kontak langsung dan doktrinasi ideologi.
"Jarak yang dekat kemudian bisa membuka peluang yang lebih besar untuk mereka bergabung dengan ISIS," katanya.