REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua anggota TNI ditemukan tewas dengan luka tembak setelah sehari sebelumnya diduga diculik kelompok sipil bersenjata di pedalaman Nisam Antara, Aceh Utara. Wakil Ketua Komisi I DPR dari fraksi PAN Hanafi Rais mengatakan, polisi harus segera mengusut dan mengambil tindakan atas kasus tersebut.
"Ini sebuah kondisi berbahaya, bertugas, diculik dan dibunuh dalam tugas. Secepat mungkin menangkap pelakunya dan saya yakin polisi punya kemampuan mengungkap terduga teroris, Alqaeda saja bisa, ini pasti bisa lebih cepat," kata Hanafi di Gedung DPR, Rabu (25/3).
Hanafi mengaku belum bisa menyimpulkan kasus itu bagian dari kelompok separatisme atau Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Kesepakatan perdamaian antara pemerintah dan GAM yang telah dicapai beberapa tahun lalu, lanjutnya, membuat kemungkinan tersebut masih belum bisa dibuktikan.
"Sekarang kan sudah ada saluran politik yang formal, sehingga mestinya tidak ada lagi separatisme. Saya kira itu tindak kejahatan yang lain. Kalau itu terjadi (serangan GAM) berarti ada pengingkaran kesepakatan yang terjadi," ujarnya.
Kedua jenazah anggota TNI ditemukan tim gabungan Polri dan TNI di kawasan waduk Desa Alue Papeun, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Selasa (24/03) pagi. Kedua korban tersebut berasal dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara.
Saat ditemukan, kedua jenazah tersebut dalam kondisi luka tembak pada bagian tubuh. Di dekat jenazah ditemukan 12 selongsong peluru senapan SS1 dan tiga butir selongsong M-16.