REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Politikus Golkar Mahyudin mengatakan partainya tidak akan memecat kader hanya karena berada pada kubu berseberangan dengan kepengurusan yang diakui pemerintah.
"Golkar adalah partai yang paling berpengalaman dalam politik di Indonesia, karena itu saya kira tidak akan main pecat seenaknya," ujarnya di Padang, Jumat (27/3).
Mahyudin melanjutkan, loyalitas seorang kader tidak bisa diukur dengan melihat apakah kader yang bersangkutan mendukung kubu yang mana. "Loyalitas kader itu kepada partai, bukan pada orangnya," tegasnya.
Menurutnya, Partai Golkar membutuhkan kader yang loyal, karena tanpa kader Golkar tidak akan bisa menjadi partai yang besar. "Kalau Golkar main pecat, kader pasti akan meninggalkan partai dan ini adalah kerugian besar untuk Golkar," katanya.
Terkait dengan tudingan dari Golkar Kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang menyebutnya sebagai penghianat, Mahyudin membantah hal tersebut. "Jika ada yang menyebut saya berkhianat saya kira itu terlalu naif dan kekanak-kanakan, politik itu adalah pilihan," jelasnya.
Ia mengatakan, dalam politik tidak ada musuh yang abadi, ada yang menyebut saya mencari selamat dan adalah hal realistis semua orang yang ada di dunia ini ingin mencari selamat.
"Mana ada orang di dunia ini mencari celaka sejauh tidak merugikan orang lain," ujarnya
Ia menambahkan ia hanya mengikuti kepengurusan yang disahkan oleh negara dan memiliki landasan legitimasi formal.