REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos meminta sebaiknya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) atau aparat terkait lainnya mempublikasikan informasi mengenai keterangan Warga Negara Indonesia terduga ISIS yang telah tiba di Indonesia.
"Masyarakat juga perlu informasi tersebut, jika disembunyikan justru menyebabkan kesan yang dirahasiakan," kata Bonar Tigor Naipospos usai menggelar jumpa pers di Setara Institute, Jakarta, Senin (30/3).
Ia menjelaskan, keterbukaan informasi tersebut bisa digunakan untuk penelitian penanggulangan ancaman terorisme.
"Deradikalisasi memang dibutuhkan, tapi semoga saja benar-benar bisa menyelesaikan masalah hingga ke akarnya, karena penelitian juga butuh dikembangkan informasinya," ujarnya.
Sebelumnya, Warga Negara Indonesia yang diduga ikut bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah tiba di Indonesia Kamis malam (26/3). "Ya, sudah tiba di Indonesia," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Rikwanto.
Ia membenarkan informasi tersebut terkait dengan kedatangan WNI terduga ISIS, ketika dihubungi melalui pesan singkat. Menurut informasi yang dihimpun, WNI terduga ISIS tiba di Jakarta sekitar pukul 20.00 WIB.
Mereka mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Warga negara Indonesia terduga ISIS langsung dibawa ke Mabes Polri untuk diproses lebih lanjut. Hingga saat ini belum ada informasi lanjutan dari para WNI tersebut, serta hasil penyelidikan juga belum dipublikasikan.