Selasa 31 Mar 2015 18:50 WIB

Golkar Perlu Perhitungkan Nama Baik Partai

Rep: C09/ Red: Ilham
Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (tengah).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh perebutan ruangan Sekretariat Fraksi Partai Golkar di DPR, kembali mencoreng nama Partai Golkar. Golkar dianggap perlu memperhitungkan nama baiknya sebagai partai tertua dan terbesar di Indonesia dalam setiap perselisihan yang terjadi di internal partai.

“Tidak sedikit juga komentar-komentar dari masyarakat yang agak miring terhadap Partai Golkar,” kata Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti saat dihubungi Republika, Selasa (31/3).

Ia menuturkan, jika konflik terus berlanjut, media akan terus menyoroti dan itu berdampak buruk pada keberlanjutan partai. Bagaimanapun, kata dia, partai politik memiliki tugas untuk meredam konflik.

“Kalau kemudian mereka sendiri tidak mampu meredam konflik dalam partainya, bagaimana mereka bisa dipercaya untuk meredam konflik di masyarakat,” jelas Ikrar.

Sebelumnya, pada Senin (31/3), fraksi Golkar kubu Agung mencoba masuk ke dalam ruang sekretaris fraksi yang berada di lantai 12 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta. Wakil Ketua Golkar, Yorrys Raweyai mencongkel kunci pintu kaca yang sebelumnya dikunci oleh pengurus Fraksi Golkar yang dipimpin Ade Komaruddin.

Untuk menghindari perselisihan kedua kubu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melakukan mediasi dan mengusulkan agar perbedaan pandangan perihal status legalitas dan penempatan ruang fraksi Partai Golkar DPR RI akan dibahas dalam rapat paripurna DPR RI. Menurutnya, setelah dibahas di rapat paripurna dan ada kesepakatan, maka kesepakatan itu akan dipatuhi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement