REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memantau keberadaan warganya yang bersekolah atau bekerja di Yaman yang tengah mengalami perang saudara.
"Hingga saat ini belum ada laporan, adanya warga Kabupaten Sukabumi yang tinggal di Yaman. Namun, kami tetap melakukan pemantauan khawatir adanya warga yang terjebak di negara yang tengah mengalami perang saudara ini," kata Kepala Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Aam Amar Halim di Sukabumi, Selasa (7/4).
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir ini tidak ada warganya yang diberangkatkan baik untuk menjadi tenaga kerja maupun mengenyam pendidikan.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan ada warga Kabupaten Sukabumi yang datang ke Yaman untuk berwisata maupun mencari ilmu.
Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar RI untuk Yaman maupun Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Bahkan, dinas ini juga sudah mendelegasikan stafnya untuk mencari tahu keberadaan warga Kabupaten Sukabumi di Yaman.
"Kami juga mengimbau warga yang mempunyai keluarga tinggal di Yaman untuk segera melapor untuk segera ditanggulangi, jangan sampai ada yang terjebak di negara yang tengah bermasalah itu," tambahnya.
Di sisi lain, Aam mengatakan untuk Yaman dalam beberapa tahun ini sudah memutuskan perjanjian kerja atau PK dalam hal pengiriman tenaga kerja.
Tapi, jika ada warganya yang masih tinggal di negara itu pihaknya akan membantu segala proses pemulangannya, jangan sampai menjadi korban perang saudara.
Lebih lanjut, pemerintah pusat juga sudah menetapkan moratorium pengiriman TKI ke beberapa negara Timur Tengah yang tengah berkonflik dan yang kerap terjadi permasalahan TKI seperti Arab Saudi.
Pihaknya juga terus memperketat izin warganya yang ingin berangkat menjadi TKI, jangan sampai ada yang menjadi tenaga kerja ilegal karena akan sulit dalam memberikan bantuan.