REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Organisasi Pemuda Pancasila mengklarifikasi insiden di SBO TV terkait terhentinya program diskusi "Jurnalis Club" yang disiarkan langsung pada Kamis (16/4) malam. setelah sejumlah orang tak dikenal masuk studio dan sempat menampar salah seorang narasumber.
"Kami klarifikasi bahwa insiden tersebut bukan instruksi organisasi, tapi oleh oknum," kata perwakilan Lembaga Penyuluhan Pembelaan Hukum (LPPH) Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Surabaya Rohman Amrullah kepada wartawan di Surabaya, Jumat (17/4).
Klarifikasi tersebut, kata dia, sangat penting karena muncul opini yang mengaitkan insiden tersebut dengan organisasi kepemudaan tersebut, sehingga pihaknya merasa dirugikan.
Pihaknya juga menjelaskan, MPC Pemuda Pancasila tidak pernah memberikan instruksi atau perintah kepada orang atau beberapa orang yang datang ke studio SBO di Graha Pena untuk menyerang diskusi yang disiarkan secara langsung itu.
"Tindakan serangan ke SBO itu tindakan personal dan tidak serta-merta dianggap sebagai kegiatan organisasi. Tidak bisa tindakan personal dianggap sebagai tindakan organisasi," ujar Rohman.
Rohman yang didampingi Ketua MPC Pemuda Pancasila Surabaya Haries Purwoko tersebut, mengaku telah mengantongi oknum yang diduga menampar salah seorang pembicara diskusi Saleh Ismail Mukadar.
Pihaknya bahkan akan memanggil oknum tersebut, dan menyerahkannya ke kepolisian untuk diproses lebih lanjut sesuai aturan hukum berlaku.
Tidak itu saja, MPC Pemuda Pancasila juga meminta maaf sebesar-besarnya karena telah mengganggu kegiatan di SBO TV yang dalam diskusi bertajuk "Sepak Bola Surabaya Dalam Bahaya" tersebut.
"Kami sadar tindakan tersebut melawan hukum, dan kami minta aparat penegak hukum menindaklanjuti sesuai aturan perundangan berlaku," kata Rohman.
MPC Pemuda Pancasila meminta masyarakat Surabaya tidak terlalu mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang menyebabkan ketidaknyamanan dan pertikaian akibat persoalan di sepak bola Surabaya.
"Kami berharap kondisi Surabaya ke depan agar lebih kondusif, aman, tenteram, dan damai. Kedamaian adalah lebih penting daripada pertikaian serta bermusuhan dengan bangsa sendiri," katanya.