REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Indonesia siap memfasilitasi keinginan putra dan keluarga Siti Zaenab, tenaga kerja Indonesia yang dihukum mati, untuk berziarah ke Arab Saudi.
"Pesan dari Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, kalau ada keluarga terutama putra dari alhmarhumah Siti Zaenab yang ingin berziarah, kami siap memfasilitasi," kata Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Indonesia, Reyna Usman, Jumat (16/4).
Pihaknya mengaku, selama ini pemerintah telah memperjuangkan kebebasan Siti Zaenab dari ancaman hukuman mati. Namun, keluarga majikan Siti tidak mau memaafkannya. Sehingga, dia akhirnya harus menjalani hukuman pancung.
"Pembelaan hukum, diplomasi resmi, pendekatan informal kepada keluarga maupun tokoh masyarakat setempat, semua dilakukan. Langkah- langkah itu juga akan terus dilakukan dalam menangani kasus warga negara Indoensia (WNI) dan TKI yang terancam hukuman mati," jelasnya.
Pemerintah Indonesia kecewa dan protes keras kepada pemerintah Saudi Arabia yang tidak menginformasikan soal waktu maupun tempat pelaksanaan hukuman mati Siti Zainab dan Karni bin Medi Tarsim.
Sebenarnya nya sesuai etika diplomatik, kata dia, semestinya Arab Saudi memberi informasi kepada pemerintah Indonesia dan pihak keluarga. Namun, itu tidak dilakukan. "Oleh karena itu kita kecewa dan protes," ucapnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga menyerahkan santuan uang duka dari Kementerian Ketenagakerjaan bagi keluarga Siti Zaenab dan uang santunan dari perusahaan PPTKIS PT Panca Bayu Aji Sarti yang memberangkatkan Siti Zaenab.