REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Sabtu (18/4) menghentikan semua kegiatan asosiasi sepak bola lokal (PSSI). Hal itu bisa berujung meningkatnya tensi hubungan dengan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) seperti dilansir kantor berita Reuters.
Kemenpora mengatakan sanksi akan berlaku sejak hari Sabtu. Selanjutnya tim transisi akan mengambil alih tugas PSSI setelah PSSI gagal untuk merespon tiga surat peringatan dari kementerian. "PSSI jelas telah terbukti mengabaikan dan melanggar kebijakan pemerintah melalui surat-surat peringatan," kata Kemenpora dalam sebuah pernyataan.
Kemenpora dan PSSI telah berselisih selama berminggu-minggu terkait kelayakan dua klub untuk bersaing di Liga Super Indonesia yaitu Arema Cronus dan Persebaya. Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang disetujui oleh Kemenpora ingin Persebaya Surabaya dan Arema Cronus dibekukan dari pertandingan, tapi PSSI telah menolak.
FIFA mengancam negara atas campur tangan BOPI dalam urusan mereka. Sebab FIFa mengatakan hanya PSSI yang diakui untuk membuat keputusan. Federasi sepak bola dunia tersebut sedang menimbang-nimbang terkait campur tangan pemerintah dalam urusan sepak bola.
Larangan ini bisa berdampak pada partisipasi Indonesia dalam turnamen kualifikasi untuk Piala Dunia 2018 dan 2019 Piala Asia. Sebagai hasil dari sengketa, Liga Super Indonesia, yang dimulai pada tanggal empat April, diskors setelah baru dua pertandingan saja. Hal ini mendorong FIFA untuk meminta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk menghentikan campur tangan dalam menjalankan liga sepak bola setempat.
"Kami akan berkomunikasi dengan FIFA tentang masalah ini. Kami tidak akan terkejut jika FIFA memiliki pandangan yang berbeda tentang hal ini," kata Gatot Dewa Broto, Kepala Deputi lima di kementerian, kepada Reuters.