Selasa 21 Apr 2015 14:41 WIB

Menteri Susi Tunggu Hasil Visum Kematian PNS KKP

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memberikan keterangan tentang kasus perbudakan abk asing PT Pusaka Benjina Resources (PBR), Benjina, Maluku di Kantor Kementerian KKP, Jakarta, Rabu (8/4).
Foto: Antara/ Wahyu Putro A
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memberikan keterangan tentang kasus perbudakan abk asing PT Pusaka Benjina Resources (PBR), Benjina, Maluku di Kantor Kementerian KKP, Jakarta, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, pihaknya sedang menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) guna mengetahui penyebab sesungguhnya kematian PNS KKP, Yosep Sairlela.

"Kami sedang menunggu hasil visum RSCM. Mudah-mudahan dalam waktu dua minggu kami telah mendapatkan visumnya," kata Menteri Susi di Jakarta, Selasa (21/4).

Menurut Susi, hasil visum itu penting agar diperoleh penyebab dari kematian sesungguhnya yang menerpa Kepala Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP di Benjina, Maluku. Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan, pihaknya tidak ingin berpolemik di media massa mengenai hal ini.

"Hanya satu hal, dengan munculnya kasus Benjina pak Yosep orang yang sangat mengerti dan memberikan pencerahan mengenai apa yang terjadi," katanya.

Sebelumnya, pihak keluarga Yosep Sairlela, Kepala Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Benjina, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), meminta polisi mengusut penyebab kematian almarhum yang diduga tidak wajar.

Wartawan Antara yang meliput di rumah duka di Tual, Selasa (21/4), melaporkan, keluarga Sairlela menduga kematian Yosep tidak wajar karena pada tubuh almarhum terdapat luka-luka antara lain di bagian bawah mata kanan dan telinga kanan, serta lebam pada kaki diduga akibat hantaman benda tumpul.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Yosep Sairlela berangkat ke Jakarta pada Kamis (16/4) dalam rangka tugas, dan meninggal dunia pada Sabtu malam (18/4). Jenazah almarhum tiba di rumah duka di Tual, Senin (20/4).

Kedatangan Yosep ke Jakarta terkait dengan masalah dugaan perbudakan ABK asing yang bekerja untuk perusahaan penangkapan dan pengalengan ikan Pusaka Benjina Resources (PBR) di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.

Tim satuan tugas (Satgas) KKP sejak beberapa pekan lalu melakukan penyelidikan atas dugaan praktik perbudakan ABK asing asal Myanmar, Laos dan Kamboja di Benjina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement