REPUBLIKA.CO.ID, Saat ia masih menjadi mahasiswa di FISIP Adiministrasi Negara Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Bhayu Subrata, merasa begitu miris melihat kenyataan umat Islam kurang memiliki perhatian besar untuk membaca Al-Qur’an.
Di sisi lain, pemuda kelahiran Banjarnegara, 13 Juni 1981 ini mengaku belum punya amal unggulan. Karena ia tidak bisa tahajud tiap hari, tidak bisa shaum sunnah rutin, maka saya pilih tilawah harian satu juz. Dari sinilah lahir konsep one day one juz.