REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengaku bila Indonesia memahami kemarahan Australia usai pelaksanaan eksekusi mati dua pengedar narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Ini pertanda bahwa orang-orang baik di Indonesia menghargai kemarahan Australia yang merasa ini kematian yang kejam. Ini tanda bahwa persahabatan baik dan kuat antara Australia dan Indonesia dapat dilanjtkan," katanya kepada wartawan di Canberra.
Hal itu dikarenakan Duta Besar Indonesia di Canberra Nadjib Riphat Kesoema menyatakan simpatinya untuk keluarga almarhum. "Orang-orang dan pemerintah Indonesia mengungkapkan simpati kepada keluarga dan kerabat almarhum," kata Kesoema.
Hubungan Indonesia dan Australia kian memanas setelah Indonesia enggan membatalkan hukuman mati bagi 8 narapidana pengedar narkoba termasuk dua warga negara Australia tersebut. Usai eksekusi, Abbot segera menarik duta Australia untuk Indonesia Paul Gibson sebagai protes terhadap pelaksanaan eksekuti mati duo 'Bali Nine' tersebut.
Sementara itu, keluarga Chan kembali ke Sydney pada Jumat (1/5). Namun jenazah almarhum belum keluar dari kamar mayat di Jakarta.