REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Rami Abdel Rahman mengatakan, serangan udara yang dipimpin AS yang menargetkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Provinsi Aleppo, Suriah, menewaskan sedikitnya 52 warga sipil, Jumat (1/5).
"(termasuk) Tujuh anak tewas dan 13 orang masih terjebak di reruntuhan,’’ katanya, Sabtu (2/5) seperti dikutip dari laman Al Arabiya.
Kepada AFP, Abdel Rahman menjelaskan, milisi Kurdi dan pejuang pemberontak Suriah terlibat bentrok dengan ISIS di kota yang letaknya kira-kira dua kilometer (1 mil) jauhnya.
‘’Tapi di Birmahle hanya warga sipil, dengan tidak ada anggota atau markas ISIS dan tidak ada bentrokan,’’ katanya.
Abdel Rahman menegaskan, kelompok ISIS bukanlah pejuang tunggal yang tewas dalam serangan di desa. Tetapi ia mengakui, serangan pada kota terdekat telah menewaskan sedikitnya tujuh anggota ISIS.
Serangan udara yang dilakukan koalisi pimpinan AS merupakan bentuk dukungan untuk Kurdi melawan ISIS di Provinsi Aleppo, Suriah. Terutama di kota perbatasan titik Kobane, yang dekat Birmahle.
Sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat oleh gugus tugas bersama untuk koalisi anti-ISIS mengatakan telah melakukan enam serangan udara di dekat Kobane yang merupakan unit taktis ISIS.
Sebelum serangan hari Jumat, serangan koalisi telah menewaskan 66 warga sipil sejak mulai menyerang posisi ISIS di Suriah pada September 2014. Menurut Observatorium yang berbasis di Inggris, serangan udara telah menewaskan lebih dari 2.000 orang secara keseluruhan, termasuk setidaknya 1.922 pejuang ISIS.