REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Amerika Serikat melakukan serangan terhadap kelompok ISIS di utara Suriah, Sabtu (2/5). Kendati demikian, penyerangan lewat pemboman dari udara itu justru menewaskan sedikitnya 52 warga sipil di permukiman. Korban dari pihak ISIS, justru dilaporkan nihil. Pentagon masih belum mau memberikan komentar resmi atas peristiwa tersebut.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, kepada Center for Research on Globalization, Ahad (3/5), juga melaporkan 10 kematian warga sipil dalam serangan roket hari yang sama di kota utara Aleppo. Mereka mengatakan 40 lainnya mengalami masalah pernapasan dalam serangan kimia.
"Saat ini di desa Birmahle provinsi Aleppo 52 sipil tewas," pernyataan resmi Rami Abdel Haram, Direktur Observatorium Suriah untuk HAM.
Rahman menambahkan, bahwa ada tujuh anak di antara korban-korban sipil yang tewas. Bahkan, kata dia, korban bisa meningkat menjadi 13 anak, lantaran masih ada mereka yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Sementara itu, milisi Kurdi dan kelompok ISIS justru terjadi bentrok dengan di kota kira-kira dua kilometer (1 mil) dari dari Birmahle pada saat serangan. "(Permukiman) itu justru tidak dikuasai ISIS," tegas Rahman.
Sementara itu, juru bicara Komando Sentral AS, Kolonel Patrick Ryder hanya mengatakan, pihaknya tidak menerima informasi berarti yang menguatkan tuduhan bahwa banyak korban sipil yang jatuh. "Apapun itu, kita terima semua tuduhan serius, dan akan memerhatikannya lebih lanjut," ujarnya.