Selasa 05 May 2015 12:07 WIB

Bali Siapkan Resi Gudang untuk Gabah Petani

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Gudang beras bulog
Foto: matanews.com
Gudang beras bulog

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan anggaran hingga Rp 29 miliar tahun ini untuk membangun sistem resi gudang tempat menyimpan gabah atau hasil panen padi petani lokal. Setidaknya ada lima resi gudang yang akan dibangun, yaitu di Tabanan, Jembrana, Buleleng, Badung, dan perbatasan Denpasar-Gianyar.

"Satu resi gudang berkapasitas 20 ton gabah kering," kata Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta di Denpasar, Selasa (5/5).

Sistem resi gudang akan menjaga kestabilan harga beras dan menekan inflasi. Petani tidak gampang menjual gabahnya ke tengkulak. Harga gabah di tingkat petani juga tak bisa lagi dipermainkan sebab petani bisa langsung menyimpan padinya usai panen dan menjualnya pada saat harga tinggi.

Sudikerta berharap sistem resi gudang ini bisa meredam lonjakan harga beras yang kerap terjadi, khususnya dimusim-musim paceklik. Politisi Partai Golkar ini juga menduga ada mafia yang ikut bermain di balik fluktuasi harga beras di Bali.

Hasil produksi gabah di Bali mencapai 120-135 ribu ton untuk satu kali panen. Kebutuhan beras di Bali mencapai 110 ribu ton untuk satu kali panen. Bali seharusnya menyimpan beras dari angka surplus mencapai 20 ribu ton setiap satu kali panen yang bisa didistribusikan ketika musim paceklik. Harga beras di pasar-pasar tradisional di Bali saat ini masih normal. Beras medium dijual Rp9.500 per kilogram (kg), sedangkan beras premium Rp 10 ribu per kg.

Sudikerta berharap Persatuan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) dan Dinas Pertanian untuk melakukan pemetaan daerah yang sedang panen raya. Kedua lembaga ini juga diminta melakukan modernisasi peralatan pertanian untuk meningkatkan produksi, termasuk pengadaan bibit unggul dan bantuan pemasaran.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement