REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Eksekutif Ma'arif Institute Fajar Riza Ul Haq menyesalkan pelaksanaan pameran kartun Nabi Muhammad SAW di Texas, Amerika Serikat yang berujung pada penembakan dua penyusup pameran oleh otoritas keamanan setempat.
"Inisiatif acara kontes kartun Nabi Muhammad ini disesalkan. Ini sangat memprovokasi dan mengabaikan penghormataan terhadap nilai-nilai yang diyakini umat Islam," kata Fajar, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (5/5).
Menurut dia, kebebasan ekspresi lewat pameran karikatur itu salah tempat, bahkan belum menunjukkan sebuah sikap kedewasaan. Fajar mengatakan harus ada kedewasaan dalam menggunakan hak kebebasan berekspresi, selama tidak menyinggung apalagi melecehkan sistem nilai keyakinan agama tertentu.
"Pemerintah Amerika harus adil dan tidak bias Islamophobia dalam melihat kasus ini," kata dia.
Sementara itu, Fajar berpendapat jika aksi penembakan oleh kepolisian terhadap dua orang penyusup bersenjata bisa dilihat sebagai tindakan maksimal standar pengamanan dalam konteks aksi bersenjata.
Kendati demikian, dia tidak membenarkan sikap ekstrem penyelenggara kontes itu direspon dengn cara-cara ekstrem pula. "Umat Islam di manapun, termasuk di Indonesia, jangan terprovokasi dan seharusnya bersikap lebih dewasa. Kasus itu tidak terlepas dari kompleksitas persoalan Islam dan Barat yang diperburuk oleh kebebasan berekspresi minus tanggung jawab," tukasnya.