REPUBLIKA.CO.ID, Semangat Pepeng untuk terus berkarya patut dicungkan jempol. Pepeng yang hanya bisa terbaring di atas kasurnya itu masih bisa melakukan banyak hal seperti membaca, menulis artikel, main internet malah Pepeng mengungkapkan keinginannya untuk mengambil Program S3, melanjutkan studi psikologinya. Ia juga menerangkan apa yang akan ditelitinya untuk disertasinya nanti.
Republika diundang khusus Pepeng saat ia sedang menyelesaikan tesis untuk merampungkan S2 Psikologinya di Universitas Indonesia (UI). ''Saya selalu ingin sehat. Jika tidak semangat, wah…bisa habis!". Berdoa, berkarya dan berusaha mencapainya, itu yang membuat saya selalu sehat,'' tuturnya seusai diwisuda meraih gelar S2 Psokologi UI.
Menurut Pepeng, jika seseorang menderita sakit, maka yang hebat adalah orang-orang yang mendampinginya. Pepeng memuji istrinya, Utami Mariam Siti Aisyah alias Tami Ferrasta, yang katanya sanggup membagi alokasi waktu, dana, dan perasaan. ''Istri saya adalah suster terbaik,'' katanya tergelak.
''Selama sakit, doa yang selalu saya ucapkan berulang-ulang cuma satu, ya Allah jangan jadikan diriku sepi dariMU, dan jangan pula jadikan orang-orang merasa sepi dariku,'' begitu doanya.
Doanya itu, sepertinya dikabulkan olehNya, banyak tamu yang datang menjenguknya. Bahkan, ungkap Pepeng ada yang datang sampai pukul 01.00 WIB dini hari. Pepeng tetap setia melayani. Hal menarik lainnya, Semestinya tamu-tamu yang datang menjenguk adalah untuk menghibur dirinya. Tapi, yang terjadi justru
sebaliknya. Pepenglah yang menghibur tamu-tamunya.
Pada dinding-dinding di ruang kamarnya, tertempel beragam karikatur berwajah jenaka Pepeng. Karikatur itu adalah apresiasi dari para penggemarnya. Semangat serta rasa optimis Pepeng memang luar biasa. Itu jugalah yang membuat, salah satu stasiun TV swasta yakni TV One, meminta Pepeng membawakan sebuah acara yang bernama “ketemu Pepeng”. Acara ini adalah dialog dengan orang-orang biasa namun memiliki jiwa serta prestasi yang luar biasa, pepeng diminta menjadi hostnya.
Di tengah rasa sakitnya itu, Pepeng masih menyimpan cita-cita besar. Ia ingin membentuk sebuah pergerakkan, ia menyebutnya revolusi jenaka. Ia ingin berbagi keceriaan kepada siapa saja. Menunjukkan pada dunia bahwa apapun yan terjadi tidak ada alasan untuk berputus asa apalagi meratapi diri, dan Pepeng memang telah membuktikannya.
Ia juga mengungkapkan kecemasannya dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini. Di mana sulit sekali mencari orang-orang yang bisa dipercaya serta menemukan pemimpin yang amanah. Hal seperti inilah yang mendorong Pepeng untuk bangkit, ia tidak mau menyusahkan orang lain.