Ahad 10 May 2015 16:00 WIB

Segarkan Wawasan di Perpustakaan Masjid Raya Bogor

Rep: c21/ Red: Agung Sasongko
Masjid Raya Bogor
Foto: Kaskus.co.id
Masjid Raya Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hal biasa ketika seseorang membaca buku, entah itu ilmu agama, sains, teknologi, dan ilmu lainnya di perpustakaan umum. Bagaimana dengan perpustakaan Masjid Raya Bogor, pernah mencoba?

Bagi yang belum tahu, Masjid Raya Kota Bogor mempunyai sebuah perpustakaan terbuka yang berada tepat di belakang aula utama. Di serambi belakang itu, ada dua rak besar tempat buku-buku bacaan ditaruh. Letaknya saling berhadapan satu sama lain.

Tidak seperti masjid lainnya, yang cenderung mempunyai sebuah perpustakaan tapi terkesan tertutup (di dalam ruangan), tapi, di tempat ini semuanya terbuka. Dari sini terlihat Gunung Salak yang berada di kejauhan. Karena pelataran tersebut berhadapan langsung dengan alam terbuka, angin sejuk pun menerjang dari segala arah.

Menariknya, ketika adzan berkumandang semua orang harus meninggalkan serambi menuju ke ruang utama untuk melaksanakan shalat. Buku-buku yang mereka baca pun harus dikembalikan ke tempat semula, dan tidak boleh dibiarkan saja.

Perpustakaan mini ini sangat bermanfaat bagi mereka yang menginginkan waktu santai. Seorang pengunjung mengatakan, dirinya suka dengan arsip-arsip lama yang ada di sini. Memang terlihat beberapa majalah tua dibacanya sambil bersantai sebentar.

Selain itu, dia berujar, Anwar Sadat yang dieksekusi mati oleh militan menjadi salah satu sejarah yang pernah dia baca. Ia melihat kekacauan di kawasan Timur Tengah sekarang, disebabkan oleh gerakan radikalisme. “Jangan sampai sesuatu hal membuat stabilitas nasional goyang,” tutur pria berjenggot tipis yang enggan memberi tahu namanya itu.

Ia mengakui, lantaran kesibukan mencari nafkah guna membesarkan tiga orang anaknya, tidak memungkinkan dirinya untuk belajar agama lebih dalam. Kewajiban mencari nafkah untuk keluarga memang sebuah kewajiban, namun jangan sampai nilai-nilai agama ditinggalkan. Ia sekarang sudah melakoni pekerjaan sebagai buruh stiker selama 25 tahun, di wilayah Cibinong.

Selanjutnya ada karyawan swasta, Mulyadi (25), yang mengaku jarang-jarang datang ke sini. Namun, di hari ini dia memutuskan untuk membaca buku, di Masjid Raya Kota Bogor.

Ia mengatakan, lebih menyukai buku ilmiah, walaupun dirinya sedang membaca buku benuansa agama. Komentarnya tentang tempat ini adalah buku-bukunya memang cukup lengkap. Tapi penataannya tidak rapih, dan bercampur baur. Ia mencontohkan, antara bidang hukum, agama, ilmiah, arsip majalah, dan lain-lain digabung begitu saja.

“Seharusnya dipisah-pisah agar tidak bingung,” ujar laki-laki berdialeg jawa itu.

Kemudian, Mulyadi mengatakan, jika tumpukan buku ini sangat bermanfaat untuk para Jamaah. Namun, sayang ketika melihat koleksi buku di sini masih tergolong edisi lama, bukan yang baru. "Mungkin management-nya kurang," tegas dia.

Masjid Raya Kota Bogor sendiri terletak di Jalan Pajajaran No 10, Kota Bogor, sekitar 400 meter dari terminal Baranangsiang. Masjid Raya Bogor dibangun dari tahun 1970 hingga 1979. Desain Masjid ini sendiri dikerjakan oleh FX Silaban, arsitek beragama kristen yang taat namun pluralis. Ia juga arsitek yang merancang Masjid Istiqlal Jakarta, serta merancang area di Makam Raden Saleh, Kota Bogor.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement