REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Sebanyak 96 pengungsi Rohingya dari Myanmar dan pengungsi asal Bangladesh dengan menggunakan kapal, terdampar di perairan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumtra Utara.
"Tercatat 96 pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh, kini berada di Pangkalan Susu," kata Ketua Kepala Wilayah Kecamatan Pangkalan Susu Tengku Fahrizal Azmi, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (15/5).
Ia menjelaskan, puluhan pengungsi ini tiba di perairan Pangkalan Susu sekitar pukul 09.00 Wib. Saat ini mereka ditampung di Gedung Serba Guna dan Anjungan Kantor Kecamatan Pangkalan Susu.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Pangkalan Susu Hendi Permana Siregar yang dihubungi menjelaskan, berdasarkan laporan yang ada sekarang ini ada 96 pengungsi dari kedua negara tersebut yang tiba di Pangkalan Susu. Mereka terdiri dari laki-laki 83 orang, wanita delapan orang, dan anak-anak usia 10 tahun sebanyak lima orang.
Dari pengakuan para pengungsi, kata Hendi Permana masih terdapat tujuh kapal lagi yang sekarang ini masih berada di tengah laut, dengan sarat muatan para pengungsi. Apakah mereka nantinya terdampar di perairan Pangkalan Susu, atau tidak, masih terus dipantau pihak Polri, TNI, dan satpolair, dan berbagai dinas terkait lainnya.
Pengungsi juga mengakui bahwa ada 400 teman mereka yang sudah terdampar di Malaysia, 200 orang di Langsa (Aceh) dan 125 orang meninggal dan dibuang ke laut. Hendi Permana mengungkapkan bahwa bantuan juga sudah tiba dari pihak Pertamina pangkalan Susu berupa air bersih dan paramedis, sementara dari Pemerintah Kabupaten Langkat berupa air mineral. "Tenda dapur umum juga sekarang sudah didirikan untuk memberi makan para pengungsi," katanya.