REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Wabah meningitis merebak dan menyebar cepat di Niger. Wabah ini melonjak tiga kali lipat dalam dua pekan terakhir serta menyebabkan ratusan orang meninggal. Selain jumlah vaksin yang terbatas, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wabah itu yang disebabkan kebanyakan oleh jenis bakteri serogroup C. Bakteri ini biasa ditemukan di negara maju dan tidak pernah dikhawatirkan di Afrika.

Biasaya, wabah ini hanya sporadis dan bisa dicegah penyebarannya. Laman WHO menyatakan vaksin untuk melawan jenis penyakit tersebut tersedia dalam jumlah terbatas. Wabahnya mencemaskan karena berjangkit di daerah padat penduduk sehingga bisa berdampak terhadap jutaan orang termasuk di ibu kota negeri itu.

Dilaporkan terdapat 6.179 kasus dan 423 korban tewas terjadi antara 1 Januari dan 12 Mei, meliputi 4.099 di Niamey dengan 226 korban jiwa. Meningitis sangat dikenal di "sabuk meningitis" dari Senegal hingga Ethiopia pada musim kering antara Desember dan Juni. Wabah yang berjangkit pada 2009 menyebabkan 80.000 kasus dan antara 1996 hingga 1997. WHO mengatakan terdapat lebih dari 200.000 kasus termasuk 20.000 korban meninggal.

Kebanyakan kasus itu disebabkan oleh seregroup A meningitis. Kampanye vaksin dilakukan di delapan dari 11 wilayah yang terjangkit termasuk Niamey dan lembaga Amal Medecins Sans Frontiers (MSF) mengirimkan sejumlah dokter dan bantuan lain.

Ikuti Whatsapp Channel Republika