Kamis 21 May 2015 10:47 WIB
Pansel KPK

Pansel KPK Pilihan Jokowi Dipuji

Rep: c26/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.
Foto: Antara
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah mengungumkan Tim Panitia Seleksi (Pansel) KPK yang beranggotakan sembilan perempuan dari berbagai latar belakang profesi. Tim ini yang nantinya akan memilih pejabat-pejabat KPK tahun depan.

Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani mengatakan penetapan tim pansel KPK ini sudah sangat tepat dan bagus sebab orang-orang yang terpilih tidak hanya terfokus pada mereka yang berlatar di bidang hukum.

"Saya mengapresiasi pilihan Pansel KPK oleh Pak Jokowi yang tepat karena tidak terfokus hanya pada orang dengan background hukum," kata Arsul saat dihubungi Republika, Kamis (21/5).

Datang dari berbagai bidang, ia melihat tentu tim ini bisa bekerja profesional dalam memilih komisioner KPK. Tidak hanya mempertimbangkan aspek hukum tapi juga melihat dari sisi lain seperti misalnya, manajemen, psikologis, dan ekonomi.

Menurutnya banyak kapasitas yang harus dimiliki seorang komisioner KPK yang tentunya tidak hanya berdasar pada aspek penegakkan hukum. Namun melihat pada aspek lainnya yang bisa diperkuat dengan kompetensi di bidang lain seperti manajerial dan pembangunan sistem.

Ia merasa Presiden Jokowi telah memilih secara tepat orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Tentunya dengan kompetensi yang sudah tidak perlu diragukan kembali.

"Saya yakin orang-orang ini akan bekerja secara profesional sesuai kompetensinya untuk menguatkan lembaga anti korupsi KPK," ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Presiden Jokowi baru saja mengumumkan tim pansel pagi tadi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Tim pansel diisi ahli hukum pidana, ahli hukum tata negara, hukum bisnis, ahli ekonomi, sosiolog, psikolog, ahli tata pemerintahan.

Dengan dipilihnya tim ini, diharapkan presiden komisioner punya kemampuan yang kuat serta mampu meningkatkan sinergi KPK dalam rangka membangun sistem pencegahan korupsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement