REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) berencana menerbitkan buku tentang studi Indonesia di tahun 2045. Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji mengatakan, pembuatan buku tersebut diharapkan mampu menginspirasi berbagai kalangan untuk menyusun langkah strategis menuju Indonesia pada 2045.
"Bahwa ada generasi yang lahir setelah tahun 2000 generasi Y dan Z ini dalam waktu studi Lemhanas. Lemhannas membuat studi Indonesia 2045. Lemhannas baru mulai mengidentifikasi, tapi belum secara detail," ujar Budi di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Lemhannas di gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Rabu (20/5).
Budi menyatakan, Lemhannas terus berinovasi menghadapi tantangan masa kini yang terus berubah. Karena itu, melihat trend berbeda, pihaknya ingin pendidikan pemantapan nilai kebangsaan bisa diperkuat. "Mengajarkan Pancasila i media sosial, rangkul komponen bangsa dalam pendidikan kebangsaan. Ini sedang dirumuskan dan digodok," katanya.
Sementara itu, Lemhannas juga menyelenggarakan upacara peringatan HUT Emas Lemhannas yang berlangsung di Ruang Auditorium Gadjah Mada. Dalam Upacara tersebut dirangkai dengan pembacaan sejarah Lemhannas dan tayangan testimoni dari beberapa tokoh nasional, di antaranya Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Muladi, Purnomo Yusgiantoro, Arief Rahman, dan Sri Edy Swaseno, serta Siti Hediayati Soeharto.
Budi Susilo Soepandji, dalam sambutannya mengemukakan bahwa dalam kurun waktu 50 tahun ini, Lemhannas tetap teguh mengemban amanat dan komitmen Bung Karno yang kental akan semangat kebhinekaan. Selain itu, momentum HUT ke-50 Lemhannas ini seyogianya dijadikan stepping stone agar institusinya dapat menjaga konsistensi serta dapat mengemban tugas dengan lebih baik, mengingat tantangan dan kompetisi pada masa depan akan semakin kompleks.
Usai Upacara, kegiatan dilanjutkan dengan orasi ilmiah Said Aqil Siradj yang mengangkat materi orasi 'Peranan Ulama dalam Membentuk dan Mempertahankan NKRI'. Said Aqil mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai segala bentuk radikalisme ideologi yang mengarah kepada tindak kekerasan. Sebagai salah satu negara Muslim terbesar di dunia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, Indonesia seharusnya dapat menjadi contoh negara yang damai dan jauh dari kekerasan.