Ahad 24 May 2015 21:33 WIB

Wabah Flu Burung, AS Kekurangan Stok Telur

Rep: c 87/ Red: Indah Wulandari
Telur
Foto: pixabay
Telur

REPUBLIKA.CO.ID,CHICAGO  --  Wabah flu burung yang terus menyebar di seluruh Amerika Serikat membuat beberapa perusahaan memikirkan langkah alternatif mengimpor telur dari luar negeri atau alternatif pengganti telur.

Seorang juru bicara Archer Daniels Midland Co mengatakan, pasokan telur semakin tipis dan harga naik. Pengolahan makanan dan komoditas perusahaan telah menerima banyak pertanyaan dari produsen terkait membuat pengganti telur nabati.

Dengan penguatan dolar AS yang memperkuat daya beli importir AS, beberapa perusahaan memikirkan langkah pasokan telur dari luar negeri.

“AS tidak pernah mengimpor telur dalam jumlah signifikan, karena kita selalu menjadi produsen yang sangat murah. Sekarang itu tidak terjadi lagi,” kata Tom Elam dari FarmEcon, perusahaan konsultan pertanian, seperti dilansir Reuters, Ahad (24/5).  

Amerika Serikat bergulat dengan wabah terbesarnya flu burung yang telah menyebabkan pemusnahan 40 juta burung. Virus ini telah dikofirmasi pada peternakan komersial dan ternak di halaman belakang di 16 negara bagian AS dan Kanada.

Hampir 30 persen dari telur di AS yang digunakan untuk produsen makanan telah menghilang karena wabah flu burung.

Wabah telah menyebabkan peningkatan tajam harga grosir telur di AS. Harga selusin telur pada akhir April sebesar 63 sen atau sekitar Rp 9 ribu. Saat telur dilaporkan terinfeksi naik menjadi 1,83 dolar AS atau sekitar Rp 26 ribu selusin pada pekan ini.

Analis dari Goldman Sachs memprediksi konsumen pada akhirnya akan menghabiskan tambahan 7,5-8 miliar dolar AS karena pemerasan pasokan telur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement