Selasa 26 May 2015 02:09 WIB

KPK Disarankan Memilah Kasus yang Ditangani

Rep: c 36/ Red: Indah Wulandari
Gedung KPK
Gedung KPK

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penindakan terhadap kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diharapkan tetap menghormati ranah institusi penegak hukum lainnya.

Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Oce Madril, mengatakan KPK hanya berwenang menindak dua bentuk korupsi.

“Pertama, KPK harus menuntaskan pemberantasan mafia hukum. Kedua, KPK menindak kasus korupsi besar yang merugikan negara. Kedepannya, KPK tidak boleh keluar dari dua ranah tersebut,”  ujar Oce saat dihubungi ROL, Senin (25/5).

Dihubungi terpisah, pengamat hukum tata negara Refly Harun menyarankan agar KPK menghormati penegak hukum lain. KPK, kata dia, perlu memilah kasus-kasus tertentu yang mendesak untuk ditangani.

“Tidak semua kasus harus ditangani KPK. KPK seharusnya menangani kasus yang sesuai dengan ranah mereka. Berikan kesempatan kepada penegak hukum lain yang juga berwenang menindak korupsi,” papar Refly.

Menurut dia, selama ini ada kesan beberapa instansi saling berlomba untuk memberantas korupsi. Padahal, masing-masing lembaga negara memiliki tupoksi masing-masing dalam penanganan kasus tersebut.

Ke depannya, Refly menyarankan agar KPK menghormati kebaradaan Polri dan kejaksaan dalam menindak kasus korupsi. KPK hanya bisa mengambil tindakan jika kasus yang ditangani kedua instansi mengalami kebuntuan.

“Sebaiknya KPK lebih menempatkan diri sebagai pendorong terobosan langkah hukum bagi kasus korupsi secara umum,” pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement