REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya ijazah palsu mendapat perhatian tersendiri bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Popong Otje Djunjunan. Politikus partai Golongan Karya (Golkar) yang kerap disapa Ceu Popong ini menilai, ijazah palsu merupakan cerminan buruknya sistrem pendidikan di Indonesia.
“Ini adalah produk output dari sistem,” katanya saat ditemui di komplek parlemen, Jakarta, Selasa (26/5). Ia menilai, sitem pendidikan saat ini kurang optimal karena pendidikan lebih mengutamakan kecerdasan akademik.
Seharusnya, lanjut Ceu Popong, yang lebih diutamakan bukanlah kecerdasan akdemik melainkan kecerdasan moral, etika dan karakter. Hal ini terlihat dari hilangnya pendidikan budi pekerti dan pendidikan moral pancasila (PMP).
Tak heran, kata dia, karena minimnya pendidikan moral dan budi pekerti, maka bermunculan oknum yang mencari ijazah dengan cara yang melanggar peraturan.
“Tanpa berbekal moral, cara instan pun dihalalkan,” ucap dia.