REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Gelombang panas menewaskan lebih dari 1.100 warga negara India dalam waktu kurang dari sepekan.
Daerah paling parah terkena dampaknya adalah negara bagian Andhra Pradesh. Sebanyak 852 orang tewas akibat panas ekstrem di Andhra Pradesh, sedangkan 266 lainnya di Telangana.
Direktur Departemen Meteorologi India, BP Yadav mengatakan suhu panas India mencapai 47 derajat Selsius (C) atau setara 117 derajat Fahrenheit di Angul, daerah di negara bagian Odisha pada Senin kemarin.
"Panas ekstrem ini dibawa oleh angin barat ke India," kata Yadav, dilansir dari CNN, Rabu (27/5).
Suhu tertinggi diperkirakan akan terus terjadi tanpa henti selama dua hari ke depan. Negara-negara bagian lainnya yang juga mengalami kenaikan suhu signifikan adalah Rajasthan Utara, Haryana, hingga ibu kota India, New Delhi.
Ribuan korban didominasi oleh orang miskin, gelandangan, pengemis, dan pekerja konstruksi yang terpapar sinar matahari langsung. Sekitar sepertiga dari 1,2 miliar orang di India juga tak memiliki akses listrik yang bearti mereka menikmati panas abadi tanpa kipas angin atau pendingin ruangan.
Ahli Meteorologi CNN, Tom Sater menambahkan suhu panas ini akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan dengan sedikit penurunan dimalam hari. Angin monsun India akan membantu penurunan suhu tersebut, namun tidak signifikan. Hujan diproyeksikan baru akan mengguyur India sepekan lagi.
Pemerintah India menyarankan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan banyak minum air. Gelombang panas tak biasa di India ini juga memperburuk tingkat stres masyarakat.