Kamis 28 May 2015 15:12 WIB

ISIS Janji tak Hancurkan Kota Kuno Palmyra

Rep: Gita Amanda/ Red: Erik Purnama Putra
Kota kuno Palmyra terancam dihancurkan ISIS.
Foto: Reuters
Kota kuno Palmyra terancam dihancurkan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, PALMYRA -- Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis sebuah video yang menunjukkan reruntuhan kota kuno Palmyra. Mereka mengatakan tak akan menghancurkan kota tersebut.

The Guardian melaporkan pada Rabu (27/5), ISIS merilis sebuah video rekaman baru yang menggambarkan reruntuhan kota Palmyra. Aktivis anti-rezim mengatakan, kelompok itu telah berjanji untuk tak menghancurkan banyak situs kuno. ISIS menyatakan, mereka hanya akan menghancurkan patung yang dianggap musyrik.

"Mereka (kota) belum rusak dan anggota ISIS mengatakan pada warga mereka tak akan merusak barang antik di kota itu, tapi mereka mengatakan akan menghancurkan berhala," kata aktivis Komite Koordinasi Lokal untuk Tadmur.

Aktivis mengatakan, kemungkinan ISIS tak menghancurkannya karena barang antik Palmyra sebagian besar merupakan tiang-tiang dan bangunan besar dan bukan patung orang. Menurutnya, ISIS tak bermasalah dengan barang antik lainnya.

Video berdurasi 87 detik itu diunggah pada 26 Mei lalu, ke sebuah akun Youtube yang diyakini berafiliasi dengan ISIS. Dalam video terlihat bagian dari reruntuhan kuno dan tiang-tiang. Namun tak jelas kapan video tersebut diambil.

Sementara itu secara terpisah, sebuah radio antirezim menerbitkan wawancara dengan orang yang diyakini pemimpin ISIS di Palmyra. Alwan FM menerbitkan, wawancara bersama Abu Laith al-Saoudy yang disebut-sebut sebagai komandan militer ISIS di Palmyra. Al-Saoudy berjanji tak merusak situs tapi akan menghancurkan patung-patung.

"Mengenai kota bersejarah, kami mempertahankan dan tak akan membahayakannya, insya Allah. Apa yang kami lakukan adalah menghancurkan berhala yang digunakan kafir untuk beribadah," ungkap pria dalam wawancara radio tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement