Kamis 28 May 2015 19:08 WIB

Soal Beras Plastik, Pemerintah Diminta Tidak berlebihan

Rep: C32/ Red: Indira Rezkisari
KAPOLRI Tidak Ada Beras Plastik (ilustrasi)
Foto: Mardiah
KAPOLRI Tidak Ada Beras Plastik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Polri dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan tidak ada beras plastik yang ditemukan di Bekasi, walaupun memang ada perbedaan hasil dengan Sucofindo. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi andreas meminta pemerintah sesudahnya tidak perlu berlebihan dalam menyikapi hal tersebut.

“Tidak perlu lah kemana-mana menguji sampel kembali,” kata Dwi kepada ROL, Kamis (28/5). Ia menambahkan, jika hal tersebut dilakukan akan menyebabkan dampak yang tidak menyelesaikan kepada masyarakat.

Lebih lanjut ia menjelaskan, masyarakat akan tetap merasa panik terhadap isu beras plastik. Menurut Dwi, seakan-akan upaya pemerintah tersebut membenarkan jika beras plastik ada dan masyarakat akan berpresepsi seperti itu.

“Padahal ya kalau sudah selesai ya sudah. Katakan saja beras plastik tidak ada di Indonesia, sudah titik. Tidak perlu secara gegap gempita melakukan sidak dan pengujian sampel kembali. Nanti masyarakat malah semakin bingung dan bertanya-tanya jangan-jangan beras memang bermasalah,” ungkap Dwi.

Oleh karena itu, Dwi meminta pemerintah untuk tidak berlebihan Karen amungkin hasil yang dikeluarkan Sucofindo hanya beras yang tercemar atau terkontaminasi saja. Menurutnya, jika pencemaran tersebut terjadi, kontaminasinya persentasenya sangat kecil karena sebelum dimasak pasti dicuci terlebih dahulu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement