REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Potensi energi panas bumi (geothermal) di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Menjadi yang terbesar karena di Indonesia banyak terdapat gunung api. Akan tetapi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia sampai saat ini dinilai masih lambat.
General Manager PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Wawan Darmawan mengatakan, potensi energi panas bumi di Indonesia diperkirakan bisa menghasilkan 29 gigawatt (GW). Energi panas bumi di Indonesia saat ini baru dimanfaat sekitar lima persen. Selain itu, pemanfaatan energi panas bumi lebih ramah lingkungan.
"Pemanfaatan energi panas bumi kedepannya akan sangat dibutuhkan Indonesia," ujar Wawan kepada Republika, jum'at (29/5) malam.
Wawan menjelaskan, dilihat dari prosesnya, uap yang berasal sumur panas bumi dialirkan melalui pipa kemudian masuk ke turbin. Uap yang telah digunakan untuk memutar turbin masuk ke condenser untuk dikondensasi.
Kondensat yang dihasilkan kemudian diinjeksikan lagi ke dalam sumur injeksi. Menurutnya, dengan siklus tertutup seperti itu, hampir tidak ada fluida yang dibuang ke lingkungan.
Menurut Wawan, ada dua hambatan yang menyebabkan pengembangan panas bumi lambat. Pertama, di dalam Undang undang (UU) yang lama tentang panas bumi, panas bumi disebut sebagai pertambangan dan pertambangan itu dilarang di dalam hutan. Sedangkan panas bumi semuanya di area hutan. Bersyukur pada UU sekarang mengamanahkan panasbumi bukan termasuk pertambangan.
Wawan melanjutkan, yang kedua masalah harga. Selama ini harga panas bumi relatif murah jika dibandingkan dengan resiko yang timbul. Terutama pada saat pemboran sumur panas bumi. Menurutnya, hal tersebut mungkin belum menarik investor untuk ikut mengembangkan energi panas bumi. "Jika dihitung, biaya pembangunan PLTP sekitar Rp 5 juta per megawatt," kata Wawan.
Saat ini total sumur panas bumi yang ada di PGE Area Kamojang berjumlah 89 sumur. Terdiri dari sumur produki dan injeksi. Sumur injeksi digunakan untuk menampung kondensat yang keluar dari PLTP. PLTP Area Kamojang di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung memiliki empat unit pembangkit PLTP. Unit-1 sampai dengan unit-4 dapat menghasilkan arus listrik sebesar 200 megawatt (MW).
Wawan mengatakan, saat ini PGE Area Kamojang sedang membangun PLTP unit-5 dengan kapasitas 1 x 35 MW secara total project. Pembangunan Unit-5 direncanakan selesai pada pertengahan 2015. Berdasarkan penelitian, diketahui potensi yang ada di PGE Area Kamojang saat ini memiliki cadangan sekitar 300 MW.
wawan menambahkan, kebutuhan listrik untuk Pulau Jawa mencapai hampir 27 ribu MW. Kebutuhan tersebut belum bisa di cover oleh PLTP di Area Kamojang. Jadi masih membutuhkan lebih banyak lagi PLTP.