REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat poltik dari Komite Pemilih Indonesia (TEPI), Jeirry Sumampow mengatakan, kesepakatan antara Aburizal Bakrie (Ical) dengan Agung Laksono terkait Golkar hanya bersifat pragmatis. Hal ini karena kesepakatan dibuat bukan untuk menyelesaikan masalah sengketa kepengurusan, melainkan agar Golkar bisa maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Menurut Jeirry, masyarakat akan mengetahui prgamatisme partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Masyarakat pasti tahu kepentingan Golkar di Pilkada hanya bersifat pragmatis. Dan citra Golkar sebagai partai yang berkonflik akan tetap lekat padanya," kata Jeirry, Ahad (31/5).
Citra tersebut, tambahnya, akan membuat Golkar tidak maksimal dalam peraihan suara saat kontestasi Pilkada digelar serentak Desember nanti. Sebelumnya, Agung Laksono dan Ical telah sepakat untuk islah agar Golkar bisa maju dalam Pilkada.