Ahad 31 May 2015 17:19 WIB

Citra Golkar di Pilkada: Partai Konflik dan Pragmatis

Rep: C23/ Red: Ilham
Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (tengah), Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (kedua dari kanan) dan Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (kedua dari kiri) didampingi sekjen versi munas Bali Idrus Marhan (kiri) dan s
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (tengah), Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (kedua dari kanan) dan Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (kedua dari kiri) didampingi sekjen versi munas Bali Idrus Marhan (kiri) dan s

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat poltik dari Komite Pemilih Indonesia (TEPI), Jeirry Sumampow mengatakan, kesepakatan antara Aburizal Bakrie (Ical) dengan Agung Laksono terkait Golkar hanya bersifat pragmatis. Hal ini karena kesepakatan dibuat bukan untuk menyelesaikan masalah sengketa kepengurusan, melainkan agar Golkar bisa maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Menurut Jeirry, masyarakat akan mengetahui prgamatisme partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Masyarakat pasti tahu kepentingan Golkar di Pilkada hanya bersifat pragmatis. Dan citra Golkar sebagai partai yang berkonflik akan tetap lekat padanya," kata Jeirry, Ahad (31/5).

Citra tersebut, tambahnya, akan membuat Golkar tidak maksimal dalam peraihan suara saat kontestasi Pilkada digelar serentak Desember nanti. Sebelumnya, Agung Laksono dan Ical telah sepakat untuk islah agar Golkar bisa maju dalam Pilkada.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement