REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku khawatir jika maju kembali di Pilkada Surabaya 2015 banyak program-program pembangunan di kota Pahlawan ini akan terganggu.
"Saya khawatir konsentrasi saya terpecah karena saya ingin menang. Saya sekarang punya tanggung jawab hingga September mendatang," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan seusai upacara peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-722 di Taman Surya Surabaya, Ahad (31/5).
Saat ditanya soal dukungan dari masyarakat yang menginginkannya kembali memimpin Surabaya, dia enggan menanggapinya. Dia hanya mengakui bahwa dorongan untuk kembali menjadi wali kota sangat tinggi. Namun Risma berupaya menekan hasrat tersebut lantaran tidak ingin warga Surabaya menjadi korban.
"Saya tetap manusia, kan ada setan yang menggoda saya (untuk menjadi wali kota lagi). Hawa nafsunya itu luar biasa. Saya tidak mau warga saya punya masalah karena nafsu saya. Tuhan yang akan mengatur. Saya ingin konsentrasi pada program saya," katanya.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Parlemen Watch Jatim Umar Salahudin sebelumnya menyarankan agar Tri Rismaharini harus siap dengan risiko jika maju lagi di Pilkada Surabaya 2015 lewat jalur independen sebagai opsi kedua.
"Menurut saya Risma perlu memiliki pendirian yang kuat jika ingin maju lagi. Mengingat sanksi jika mengundurkan diri dari jalur independen cukup berat yakni harus membayar denda Rp 10 miliar," kata Umar.