Senin 01 Jun 2015 10:00 WIB

Warith Deen Mohammed, Meluruskan Ajaran Islam Afro-Amerika (2-habis)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
Warith Deen Mohammed
Foto: nj.com
Warith Deen Mohammed

REPUBLIKA.CO.ID,Warith Deen Muhammad yang dibesarkan di Chicago, sejak kecil telah mendapatkan pendidikan agama lebih baik dari lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan Islam yang benar.

Ia lulusan pendidikan tinggi di Universitas Islam Muhammad. Sejak muda ia juga belajar bahasa Arab dibawah bimbingan Profesor Jamal Diab, intelektual muslim asal Palestina di Chicago.

Ketika ia berusia 28 tahun Warith sempat dipenjara karena menjadi ancaman, setelah ditugaskan oleh ayahnya memimpin gerakan di Philadelpia.

Berkat bimbingan bahasa Arab yang baik, di dalam penjara inilah Warith mempelajari Alquran dan membaca kitab-kitab para ulama secara benar.

Ayahnya saat itu menolak untuk menolongnya, hingga ia dibebaskan dan bertemu Malcolm X. Saat itu Malcolm yang telah bergabung di Nation of Islam mulai mempertanyakan kebenaran gerakan ini.

Keduanya akhirnya mempertanyakan status sang pendiri Nation of Islam yang seperti sudah dituhankan dan memposisikan ayahnya seperti seorang Nabi.

Kesempatan untuk memperbaiki pemahaman Nation of Islam pun ia dapatkan ketika ayahnya Elijah meninggal dunia, dan kepemimpinan diwariskan kepadanya pada Februari 1975.

Selama setahun masa kepemimpinannya, Warith berusaha mengembalikan gerakan ini ke jalan Islam yang benar dan menghapuskan paham Islam yang salah dalam Nation of Islam.

Seperti menuhankan pendirinya, menganggap ayahnya sebagai seorang Nabi dan memandang kelompok Afro-Amerika lebih mulia dibandingkan ras lain di AS.

Pada 1976, ia pun akhirnya membubarkan Nation of Islam dan membimbing seluruh anggota Nation of Islam kembali ke Islam yang benar. Pada tahun 1980 ia mengganti namanya dari nama pemberian ayahnya, menjadi Warithuddin Muhammad atau Warith Deen Muhammad yang berarti kembali mewarisi agama Tauhid.

Pilihannya membubarkan Nation of Islam tidak berjalan mulus. Ia mendapatkan berbagai pertentangan terhadap pengikut setia ayahnya, salah satunya dari Louis Farrakhan yang kemudian pada 1981 menghidupkan kembali Nation of Islam warisan pemahaman ayahnya. Namun, itu tidak mengurangi tekad Warith untuk mengajak muslim Afro Amerika dan AS pada umumnya kembali ke jalan Islam yang benar.

Warith kemudian mendirikan American Society of Muslim sebagai wadah organisasi bersama muslim Amerika baik kulit putih dan keturunan Afrika.

Ia membawa gerakan barunya ini sebagai gerakan sosial keagamaan yang mengajarkan Islam yang benar, mengenalkan dasar keislaman yang kuat mulai dari Rukun Iman dan Rukun Islam. Melalui gerakan ini, ia tercatat memimpin perpindahan massal ke agama Islam terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat.

Ia menolak penuhanan Wallace Fard Muhammad sebagaimana yang terjadi sebelumnya, menerima orang kulit putih sebagai sesama pemeluk, mempererat hubungan dengan komunitas Muslim secara umum bahkan membuka hubungan dengan gerakan Islam lain dari berbagai dunia.

Dalam perjalanan hidup pribadinya Warith menikah dua kali dengan Shirley Mohammed dan Khadijah Siddiq yang memberinya delapan orang anak.

Selain dikenal dengan reformis, ia juga dikenal sebagai pebisnis dan cendikiawan muslim.

Berbagai karya tulis keagamaan telah ia hasilkan di antaranya, Prayer and Al-Islam, Muhammad Islamic Foundation, Chicago, Illinois, 1982. Religion on the Line, W.D.M. Publications, Chicago, Illinois, 1983 dan Worst Oppression Is False Worship "The Key Is Tauheed-Oneness of Allah," W.D.M. Publications, Chicago, Illinois, 1991.

Kurang lebih 40 tahun kiprah Warith Deen Muhammad dalam memperbaiki pemahaman Islam yang benar dari kelompok muslim Afro-Amerika dan komunitas muslim di AS.

Pada awal September 2008, Warith Deen Muhammad meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung di kediamannya.

Pada saat pemakamannya, ribuan muslim di Chicago datang menghormati jenazahnya. The Chicago Tribune memperkirakan 8.000 muslim AS menghadiri pemakamannya di Yayasan Masjid Islam di Villa Park Illinois.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement