REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat ekonomi dari Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menyatakan persoalan beras plastik menyimpan motif tertentu dibaliknya. Motif dalam kasus tersebut harus diungkap dengan tuntas.
“Menurut saya ini aneh ya, saya melihatnya ini seperti lebih kepada untuk mengacaukan psikologis masyarakat,” ujar Enny, Senin (1/6). Kekacauan itu mengakibatkan program kedaulatan pangan Indonesia tersingkirkan.
Ia menjelaskan, apa yang sebenarnya terjadi harus dicari tahu kebenarannya. Apa lagi, menurut Enny, adanya perbedaan hasil penelitian dari Sucofindo menandakan terdapat hal yang belum tuntas dari kasus tersebut.
Secara ekonomi, beras plastik tidak menguntungkan. “Kalau pelaku usaha kan mencari untung, tapi kalau mencari untung melalui beras plastik maka tidak ada keuntungannya,” jelas Enny. Untuk itu kejelasan motif harus tetap diungkap walau sudah ada hasil resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang negatif.