Selasa 02 Jun 2015 02:00 WIB

Motif Peredaran Beras Plastik Tetap Harus Dikejar

Rep: C32/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Selatan M. Permana menunjukkan sampel beras lokal yang beredar di pasar Sumatera Selatan dan telah melalui uji lab di Kantor Disperindag Sumsel, Jumat (29/5).
Foto: Antara/Feny Selly
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Selatan M. Permana menunjukkan sampel beras lokal yang beredar di pasar Sumatera Selatan dan telah melalui uji lab di Kantor Disperindag Sumsel, Jumat (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat ekonomi dari Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menyatakan persoalan beras plastik menyimpan motif tertentu dibaliknya. Motif dalam kasus tersebut harus diungkap dengan tuntas.

 

“Menurut saya ini aneh ya, saya melihatnya ini seperti lebih kepada untuk mengacaukan psikologis masyarakat,” ujar Enny, Senin (1/6). Kekacauan itu mengakibatkan program kedaulatan pangan Indonesia tersingkirkan.

 

Ia menjelaskan, apa yang sebenarnya terjadi harus dicari tahu kebenarannya. Apa lagi, menurut Enny, adanya perbedaan hasil penelitian dari Sucofindo menandakan terdapat hal yang belum tuntas dari kasus tersebut.

Secara ekonomi, beras plastik tidak menguntungkan. “Kalau pelaku usaha kan mencari untung, tapi kalau mencari untung melalui beras plastik maka tidak ada keuntungannya,” jelas Enny. Untuk itu kejelasan motif harus tetap diungkap walau sudah ada hasil resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang negatif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement