REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Aksi sejumlah mahasiswa di Istana Negara, Senin (1/6) berujung ricuh. Tindakan tegas pun terpaksa dilakukan polisi sebab, ratusan mahasiswa tersebut memang sudah melanggar protap.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Muhammad Iqbal mengatakan, langkah persuasif sudah lebih dulu dilakukan. Polisi menghimbau mereka untuk segera membubarkan masa aksi, sebab waktu sudah menunjukan pukul 18.00 WIB. Karena itu, pihaknya mengaku sudah menjalankan tindakan sesuai prosedur tetap (protap).
"Mereka malah cenderung bentrok, akhirnya kami keluarkan gas air mata agar masa terbelah," ujar Iqbal saat dihubungi Republika, Selasa (2/6).
Iqbal mengatakan masa memang sempat mundur dari istana negara. Namun malah menutup jalan Merdeka. Karena tidak kunjung bubar dan menyudahi aksinya, polisi melakukan standar keamanannya.
Selain sempat menembakan gas air mata, polisi juga mengamankan dua orang mahasiswa yang diduga sebagai pemicu bentrok. Dua orang mahasiswa tersebut kemudian diserahkan ke koordinator lapangan, dan tidak ada penahanan.
Akibat bentrok dari pihak mahasiswa yang mencoba bertahan. Tiga orang terpaksa luka luka. Iqbal mengatakan, tiga orang tersebut luka dibagian dahi. Mereka bertiga langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemerikaaan. "Lukanya ringan, dan tidak perlu sampai di rawat. Lecet saja. Mereka juga sudah pulang kok," tambah Iqbal.
Aksi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu memang sudah berlangsung sejak 20 Mei memperingati hari kebangkitan nasional. Aksi yang mereka lakukan sejak tanggal 20 Mei kemarin memang berjalan lancar dan dilakukan secara terjadwal.