REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Lebih 700 migran masih ditahan di Laut Andaman oleh angkatan laut Myanmar, Selasa (2/6). Sudah tiga hari mereka dibiarkan di perahu yang penuh sesak dan tidak layak tersebut tanpa izin untuk berlabuh di pantai.
"Pemerintah sedang memeriksa identitas mereka, menanyakan apa yang mereka inginkan dan mau ke mana," kata juru bicara pemerintah Myanmar Ye Htut. Ia tidak memberi informasi lebih lanjut tentang lokasi kapal ditahan.
Htut mengatakan sebagian besar dari migran biasanya ingin kembali ke Bangladesh. Sehingga menurutnya pemerintah akan memenuhi keinginan mereka.
Kapal yang ditahan berpenumpang 727 orang. Mereka terjebak di lautan dan ditemukan sejak Jumat. Pihak berwenang mengatakan sebagian besar dari penumpang adalah warga Bangladesh.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan Amerika Serikat telah meminta Myanmar untuk segera membawa mereka kedaratan dan memberi bantuan kemanusiaan yang diperlukan.
"Keamanan dan kesejahteraan migran adalah prioritas tertinggi," katanya kepada Reuters. Menurut dia, pemerintah Amerika Serikat (AS) siap memberikan bantuan yang diperlukan.