REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng beberapa komponen masyarakat dan asosiasi dalam menangani masalah gulma berupa enceng gondok yang terdapat di waduk cirata, Jawa Barat.
Untuk mengurangi populasi enceng gondok tersebut, Pemerintah melakukan penebaran benih ikan yang terdiri dari 1.300 kg ikan Grasscarp, 104 ribu ekor benih ikan Bandeng, 28 ribu ekor benih ikan tawes dan 100 ribu ekor ikan lokal dari Jawa Barat.
Direktur Perikanan Budidaya KKP Slamet Subjakto menyampaikan bahwa penebaran jenis ikan pemakan tumbuhan dan ikan lokal ini selain bertujuan mengurangi populasi enceng gondok di perairan Waduk Cirata, juga untuk memperkaya lingkungan perairan dengan ikan-ikan lokal di perairan tersebut.
"Tanaman enceng gondok yang ada di waduk Cirata ini sudah dalam tahap yang cukup mengkawatirkan, sehingga berakibat pada penurunan produksi ikan di waduk cirata dan juga mengganggu operasional turbin air. Sehingga perlu dilakukan upaya baik secara biologis berupa penebaran ikan pemakan tumbuhan dan juga mekanis yaitu pengangkatan atau pembersihan enceng gondok dari permukaan waduk," kata Slamet.
Upaya bersih-bersih waduk cirata ini, kata Slamet, memerlukan kerjasama, koordinasi dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan yang berkepentingan terhadap keberadaan waduk cirata.
Slamet menambahkan, saat ini KKP telah menemukan salah satu cara untuk memanfaatkan enceng gondok sebagai salah satu bahan baku pakan pengganti. Kandungan protein tepung enceng gondok sekitar 12 % mampu menggantikan dedak.
Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Maskur menambahkan, bahwa saat ini diperlukan edukasi dan sosialisasi kepada pembudidaya untuk dapat membantu melakukan pembersihan enceng gondok di sekitar KJA nya (Karamba Jaring Apung).
"Pembudidaya dapat mengumpulkan enceng gondok yang tersangkut di KJA nya untuk kemudian di kumpulkan. Setelah itu dapat dimanfaatkan baik untuk proses sebagai bahan baku pakan ataupun kerajinan. Ini harus dilakukan terus menerus dan setiap hari karena pertumbuhak enceng gondok yang cukup cepat," sebut Maskur.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya juga menyampaikan bahwa selain penebaran benih ikan pemakan tumbuhan, penebaran ikan lokal akan memberikan efek positif terhadap lingkungan.
"Penebaran ikan lokal, saat ini sangat diperlukan untuk tetap menjaga sumberdaya ikan lokal di perairan umum. Ikan-ikan lokal seperti Jelawat, Papuyu dan juga ikan Batak, perlu di tebar kembali ke alam sesuai dengan asal masing-masing ikan tersebut. Tentunya benih ikan-ikan lokal ini merupakan hasil usaha pembenihan, dan merupakan wujud kontribusi usaha budidaya perikanan kepada lingkungan perairan," lanjut Slamet.