Selasa 09 Jun 2015 07:21 WIB

Arab Saudi dan Israel Siap Koalisi Hadapi Iran

Berita tentang koalisi Arab Saudi dan Israel di the New York Times.
Foto: Republika
Berita tentang koalisi Arab Saudi dan Israel di the New York Times.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah koalisi baru demi kepentingan strategis antara Arab Saudi dan Israel segera dibentuk. Pejabat dari dua negara tersebut perlu untuk membahas keprihatinan tentang tindakan Iran di Timur Tengah.

Seorang pensiunan mayor jenderal di angkatan bersenjata Saudi yang kini bertugas di Dewan Hubungan Luar Negeri, Washington, Anwar Eshki, dan mantan duta besar Israel yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Dore Gold, menggambarkan kepentingan bersama mereka dalam menentang Iran. Hal itu adalah puncak dari lima pertemuan antara dua orang tersebut.

"Kami berdua sekutu Amerika Serikat," kata Dore Gold yang akan menjadi direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel. "Saya harap ini adalah awal lebih dari diskusi tentang masalah strategis kita bersama," imbuhnya.

The New York Times melaporkan, memang secara fakta adalah Pemerintah Arab Saudi dan Israel tidak pernah memiliki hubungan diplomatik. Bahkan, Kerajaan Arab Saudi tidak pernah secara resmi mengakui keberadaan negara Yahudi tersebut. Tapi, nyatanya kedua negara tersebut telah secara diam-diam bertukar informasi intelijen selama bertahun-tahun, terutama tentang Iran.

Dalam pertemuan dua pejabat itu, Dore Gold lebih berbicara tentang 'perang ekspansionisme' Iran di Timur Tengah. Iran yang dipimpin Pemerintah Syiah berupa melebarkan kekuasaannya dari Irak ke Suriah hingga Yaman. Sementara itu, pejabat Arab Saudi Anwar Eshki berbicara tentang tindakan Iran sejak Shah Mohammed Reza Pahlavi yang berkuasa lebih dari 35 tahun yang lalu digulingkan rezim baru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement