REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Situs angkatan darat Amerika Serikat dikabarkan diretas oleh hacker dari Suriah. Hacker yang mengaku sebagai tentara elektronik, mengklaim masuk dalam situs Angkatan Darat AS dan diposting pada Senin (8/6) untuk meremehkan strategi AS dalam memerangi ekstremisme di Timur Tengah.
Tak hanya sekedar meretas, hacker Suriah tersebut juga menunggah sebuah pesan propaganda dalam situs tersebut. Dalam situs tersebut hacker Suriah itu menampilkan sebuah banner yang mengatakan “Komandan anda mengakui bahwa mereka melatih orang-orang yang telah mengirim anda untuk mati dalam pertempuran," demikian dilansir CBS News, Selasa (9/6).
Setelah diketahui jika situs tersebut telah diretas, situs itu pun langsung di non aktifkan sementara. "Pada Senin, elemen konten penyedia layanan Army.mil itu dinonaktifkan," jelas Brigjen Tentara. Jenderal Malcolm B.Frost.
"Setelah ini menjadi perhatian kita, Angkatan Darat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk memastikan tidak ada pelanggaran data Army dengan mencatat website sementara," tambahnya.
Sebelumnya, tentara elektronik pernah menutup situs mobile Washington Post awal tahun ini, dan tahun 2013 mereka pernah meretsa akun Associated Press Twitter mengumumkan bahwa Gedung Putih telah diserang.
Ancaman serangan cyber digarisbawahi pekan lalu dengan perbuatan pelanggaran data besar yang menyebabkan hacker mencuri informasi pribadi dari lebih dari 4 juta karyawan federal AS.
Para pejabat menyalahkan intrusi pada hacker Cina, tapi Obama menolak berkomentar apakah pemerintah Cina memainkan peran dalam hal ini. Obama mengatakan penyelidikan tetap berlangsung. Dia meminta Kongres untuk meloloskan sebuah RUU keamanan cyber untuk menjaga terhadap gangguan serupa di masa mendatang.